Ramainya layanan wireless internet broadband yang ditawarkan para operator seluler semakin memancing penggunaan ponsel sebagai modem PC.
Ada 'dua nyawa' yang terhimpun dalam sebuah ponsel kebanyakan. Satu berfungsi sebagai alat komunikasi suara, lainnya berfungsi sebagai alat komunikasi data (modem).
Sejak hadirnya teknologi generasi ke-dua (2G-GPRS/General Packet Radio Service) tidak sedikit pengguna yang memanfaatkan ponsel sebagai alat komunikasi data, khususnya internet. Tetapi kebanyakan dari pengguna 'baru berani' berselancar via ponsel. Alasannya masuk akal, karena jika ponsel digunakan sebagai modem pada PC/notebook, pengguna bisa terseret pada biaya yang mahal. Pasalnya, tarif dihitung per kilobyte data yang ditransfer.
Untuk akses GPRS, operator seluler di Indonesia menerapkan tarif yang beragam. Ada yang menerapkan Rp0,7/kb, Rp1/kb, Rp10/kb hingga Rp15/kb. Dengan layar yang besar pada PC/notebook bisa dihitung berapa besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk membuka sebuah laman situs. Tak terasa kantong bisa jebol! Lain ceritanya jika kita berselancar langsung dengan ponsel. Karena layar pada ponsel kecil, otomatis data yang ditransfer berikut biaya akses yang dikeluarkan pun akan kecil.
Di samping lambat, akses internet via ponsel (GPRS) juga menampilkan display yang kurang menarik. Jarang ada Flash Player, GIF ataupun animasi lainnya yang semestinya ada. Pasalnya tampilan internet sudah diadaptasi untuk layar ponsel (phone friendly). Jadi, tetap dibutuhkan sebuah layanan akses internet yang cepat, murah dan mobile dengan menggunakan PC/notebook.
Para operator telepon seluler kemudian ramai-ramai menjawab kebutuhan itu dengan menawarkan layanan wireless internet broadband. Tawaran tersebut memungkinkan konsumen memilih layanan internet sesuai kebutuhan. Bisa berdasarkan volume pemakaian (volume based), waktu (time based), ataupun internet tanpa batas (unlimited). Sistem pembayarannya pun beragam. Ada yang pra bayar ada pula yang pasca bayar. Mirip dengan penggunaan pulsa ponsel biasa.
Soal harga, kita bisa mengambil contoh beberapa layanan wireless internet broadband yang ditawarakan operator seluler. Sebut saja Telkomsel. Melalui layanan yang disebut Telkomsel Flash, kita bisa download musik, video, data dan lainnya sampai puas di dunia maya hanya dengan Rp125 ribu/bulan.
Demikian pula dengan PT Indosat Mega Media (IM2). Melalui layanan IM2 Broom Unlimited, kita hanya perlu merogoh kocek Rp100 ribu/bulan untuk menikmati layanan internet sampai puas. Itu belum termasuk pilihan layanan wireless internet broadband yang ditawarkan operator lain seperi XL, Indosat dan sebagainya yang juga menawarkan biaya akses kompetitif.
Tak ayal tawaran layanan operator seluler itu menggiurkan para pengguna ponsel. Khususnya mereka yang memiliki ponsel 3G (UMTS) dan 3,5G (HSDPA). Pasalnya, ponsel tersebut bisa dimaksimalkan fungsinya sebagai modem broadband pada PC/notebook. Di samping lebih praktis karena sama-sama menggunakan kartu SIM, penggunaan ponsel 3G/3,5G sebagai modem juga bisa menekan pengeluaran karena pengguna tidak harus membeli modem reguler. Apalagi hingga kini harga perangkat modem broadband reguler masih belum terlalu bersahabat dengan kantong.
Memanfaatkan ponsel sebagai modem PC/notebook sangatlah mudah. Kita hanya perlu mencolokkan kabel data ponsel lalu install driver pada PC/notebook. Selanjutnya untuk tersambung ke dunia maya, kita tinggal melakukan setting pada browser yang akan digunakan. Misalnya Internet Explorer, Mozilla Firefox dan Opera. Di sana kita harus melengkapi isian APN (access point name), User name dan Password. Ketiga data itu bisa diperoleh dari operator penyedia layanan tempat Anda terdaftar.
Multi-user
Salah satu keuntungan menggunakan internet broadband adalah karena kecepatannya yang jauh mengungguli internet GPRS. Oleh karena itu, kita bisa melakukan sharing resources dalam sebuah jaringan lokal. Artinya, dengan menggunakan sebuah ponsel dan sebuah layanan broadband kita bisa berbagi layanan internet dengan teman atau keluarga dalam satu rumah. Satu komputer berperan sebagai admin dan sisanya sebagai client.
Sharing internet broadband itu tentu saja memerlukan alat tambahan semacam router/link yang berfungsi membagi resources. Caranya, ponsel dihubungkan sebagai modem pada salah satu PC seperti biasa, kemudian router/link tersebut akan membagi resources kepada komputer lain. Dengan demikian, layanan internet bisa dinikmati bersama-sama.
Layanan internet broadband sebetulnya tidak hanya bisa dinikmati para pemilik ponsel 3G/3,5G tetapi juga oleh hampir oleh semua pemilik ponsel yang bisa digunakan sebagi modem. Tentunya dengan kecepatan akses yang lebih rendah (EDGE/GPRS).
Semoga saja kehadiran layanan wireless broadband internet yang ditawarkan para operator seluler makin memudahkan akses internet hingga ke pelosok-pelosok tanah air.
Maksimalkan Fungsi Ponsel Sebagai Mesin Download
Diposting oleh
Arief Rachman Hakim
On 03 Februari 2009